01/08/13

in memoriam

Lahir, dewasa, tua, dan mati. Hidup tidak pernah jauh dari keempat hal tersebut. (kali ini gue mau membuat tulisan yang serius dulu)
Namanya nenek fatimah. Dari namanya jelas beliau orang yang berbeda dengan gue. Beliau masih ada keturunan sunda, dan gue keturunan batak. Namun hal tersebut tidak menghalangi gue untuk menganggap dia seperti nenek gue seutuhnya.
Dimulai ketika gue masih kecil. Sekitar 7 tahunan. Nyokap memperkenalkan gue kepada beliau. Beliau yang pada waktu itu, sudah berjualan seperti gorengan, mie goreng, bihun goren, dan rempeyek. Jajanan kampung. Tapi itu yang sangat gue suka. Berlanjut menjadi langganan, dan akhirnya menjadi dekat, dan lama kelamaan dia sudah gue anggap sebagai nenek gue.
Semakin berjalannya waktu, gue beranjak dewasa, dan beliau pun semakin renta. Gue dan sekeluarga memutuskan untuk pindah dari kompleks rumah gue yang lama ke kompleks rumah yang baru. Namun gue masih sering bermain ke kompleks rumah gue yang lama tersebut.
Dengan kondisi beliau seperti itu, tidak memungkinkan lagi berjualan dengan berkeliling. Maka dari itu, beliau membuka tempat yang tidak jauh dari rumahnya untuk berjualan. karena gue sering bermain bola, dan hampir setiap menuju lapangan melewati rumah dan tempat jualan si nenek itu. Yang mana hampir setiap ketika bulan puasa, (saat gue selesai bermain bola dan pulang kerumah) ketika jajanan itu belum habis, gue selalu kebagian secara gratis ketika gue hendak untuk pulang. Dan titipan untuk nyokap gue pun tidak pernah lupa diberikan oleh nenek gue.

Selesai SMA, gue memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke semarang. Sejak saat itu gue ga pernah lagi tau kabar nenek gue tersebut. Sampai ketika di semester ke 3, gue mendapat kabar dari nyokap dan teman2 gue bahwa si nenek menderita sakit. Yang menyebabkan nenek tidak bisa melanjutkan usaha berjualannya. Mendengar hal tersebut, gue berusaha untuk menjenguk beliau. Gue mendapati beliau yang semakin renta, namun beliau masih mengingat gue dengan jelas. Panggilan “kesayangannya” selalu sama. Ga pernah berubah sampai terakhir gue bertemu.

Tepat tanggal 20 mei 2013 kemarin beliau di panggil Yang Maha Kuasa. Ketika itu gue ga tau, dan teman gue lupa memberi tau ke gue, dan nyokap gue juga terlambat di beri tau oleh tetangga gue di kompleks rumah yang lama.
Gue pun baru tau kabar tersebut ketika beliau sudah di makamkan.

Liburan semester, gue memutuskan untuk pulang. Gue berniat untuk mengunjungi makam beliau. Dan akhirnya, ditemani cucu kandungnya, gue pada hari ini, baru saja mengunjungi makam beliau. Ada sedikit haru ketika gue tidak bisa melihat nenek untuk yang terakhir kalinya. Namun inilah yang bisa gue berikan sebagai penghormatan terakhir.


Selamat jalan Nenek. Semoga engkau tenang disisiNya. Terima kasih telah mewarnai hidupku. Sampai bertemu di kehidupan yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar