20/09/13

untuk dia

Ketika menjalani suatu hubungan, pasti selalu ada hal yang membuat hubungan itu menjadi renggang. Atau bahkan bisa menjadi berakhir. Siklus seperti itu yang selalu terjadi. Berawal dari kenalan, berteman dekat, pacaran, menjalin kasih, kemudian  putus. Syukur2 bisa menjadi langgeng karena terdapat kesamaan atau persetujuan dari orang tua masing2.

Hal yang juga gue alamin. Awalnya seperti biasa gue menjalani kehidupan seperti biasa. Ga ada yang berbeda. Dengan status masih berpacaran. Namun ketika status itu berubah menjadi sendiri, semua terasa berbeda.
Putus cinta, seperti di sengat lebah. awalnya biasa aja. Gue masih bisa ketawa-ketiwi dengan teman2 gue. Bahkan bisa jungkir balik kaya biasa. Tapi pas gue lagi sendiri, kok rasanya berat ya. Buat senyum aja susah bgt. Buat makan aja susah. Buat berdiri aja susah. *oke gue tau ga segitunya juga.

Bener apa yang di bilang oleh pepatah, jika kita memutuskan suatu hubungan, banyak moment2 yang ada ketika kita sedang bersama dia, terulang kembali. Dan gue juga ngalamin itu. Flash back kenangan2 dan memori2 bersama dia terlihat jelas di depan maa gue. Senyum2 sendiri mengingat moment tersebut. Seperti ga ada yang salah dengan yang kita lalui. Tapi ketika moment tersebut sudah hilang, kembali menjadi seseorang yang kehilangan suatu masa2 indah bersama dia.

Kita yang begitu angkuh akan perbedaan, mantap melangkah ke depan dengan sejuta impian dan harapan, nyatanya harus kalah oleh pendapat dari orang tua. Hal begitu sakit menurut gue, karena sebenernya yang menurut gue yang paling mengerti masa depan kita adalah kita. Karena kita yang menentukan pilihan2 yang akan menjadi masa depan kita.

Tidak mungkin kita menyalahkan perbedaan, Garis Tuhan dan Takdir Tuhan. Mungkin karena ketidaksamaan dalam hal tersebut yang membuat kita memilih untuk mengkahiri semua itu. Dan untuk itu, terima kasih kuucapkan sebesar2nya untuk dia. Yang telah memberikan warna dalam kehidupanku. Yang telah mengerti aku, yang telah menjadi yang pertama saat aku sedih dan senang. Menjadi seorang yang seperti itu, dibutuhkan suatu hal yang mungkin besar juga. Namun, dia tidak seperti itu. Dengan hal yang sangat simpelpun, dia bsa melakukannya. Membuat gue nyaman, aman, dan damai. Walaupun kita berada dalam jarak yang begitu jauh. Perhatiannya sampai sedetail2 kecil yang menurut gue ga penting, justru menurut dia penting. Justru hal2 yang seperti itu yang gue rindukan dari seorang seperti dia (saat ini)


Bukan paras cantik yang gue butuhkan. Bukan wanita kaya raya yang gue butuhkan. Justru wanita seperti dia yang gue butuhkan di tengah kesemrawutan hidup gue.. Dia wanita yang terbaik yang  pernah mengisi hari2 gue. Dan hati gue, selalu ada buat dia. Walaupun itu letaknya di lubuk hati yang paling dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar