Ketika menjalani suatu hubungan, pasti selalu ada hal yang
membuat hubungan itu menjadi renggang. Atau bahkan bisa menjadi berakhir.
Siklus seperti itu yang selalu terjadi. Berawal dari kenalan, berteman dekat,
pacaran, menjalin kasih, kemudian putus.
Syukur2 bisa menjadi langgeng karena terdapat kesamaan atau persetujuan dari
orang tua masing2.
Hal yang juga gue alamin. Awalnya seperti biasa gue
menjalani kehidupan seperti biasa. Ga ada yang berbeda. Dengan status masih
berpacaran. Namun ketika status itu berubah menjadi sendiri, semua terasa
berbeda.
Putus cinta, seperti di sengat lebah. awalnya biasa aja. Gue
masih bisa ketawa-ketiwi dengan teman2 gue. Bahkan bisa jungkir balik kaya
biasa. Tapi pas gue lagi sendiri, kok rasanya berat ya. Buat senyum aja susah
bgt. Buat makan aja susah. Buat berdiri aja susah. *oke gue tau ga segitunya
juga.
Bener apa yang di bilang oleh pepatah, jika kita memutuskan
suatu hubungan, banyak moment2 yang ada ketika kita sedang bersama dia,
terulang kembali. Dan gue juga ngalamin itu. Flash back kenangan2 dan memori2
bersama dia terlihat jelas di depan maa gue. Senyum2 sendiri mengingat moment
tersebut. Seperti ga ada yang salah dengan yang kita lalui. Tapi ketika moment
tersebut sudah hilang, kembali menjadi seseorang yang kehilangan suatu masa2
indah bersama dia.
Kita yang begitu angkuh akan perbedaan, mantap melangkah ke
depan dengan sejuta impian dan harapan, nyatanya harus kalah oleh pendapat dari
orang tua. Hal begitu sakit menurut gue, karena sebenernya yang menurut gue
yang paling mengerti masa depan kita adalah kita. Karena kita yang menentukan
pilihan2 yang akan menjadi masa depan kita.
Tidak mungkin kita menyalahkan perbedaan, Garis Tuhan dan
Takdir Tuhan. Mungkin karena ketidaksamaan dalam hal tersebut yang membuat kita
memilih untuk mengkahiri semua itu. Dan untuk itu, terima kasih kuucapkan
sebesar2nya untuk dia. Yang telah memberikan warna dalam kehidupanku. Yang
telah mengerti aku, yang telah menjadi yang pertama saat aku sedih dan senang.
Menjadi seorang yang seperti itu, dibutuhkan suatu hal yang mungkin besar juga.
Namun, dia tidak seperti itu. Dengan hal yang sangat simpelpun, dia bsa
melakukannya. Membuat gue nyaman, aman, dan damai. Walaupun kita berada dalam
jarak yang begitu jauh. Perhatiannya sampai sedetail2 kecil yang menurut gue ga
penting, justru menurut dia penting. Justru hal2 yang seperti itu yang gue
rindukan dari seorang seperti dia (saat ini)
Bukan paras cantik yang gue butuhkan. Bukan wanita kaya raya
yang gue butuhkan. Justru wanita seperti dia yang gue butuhkan di tengah
kesemrawutan hidup gue.. Dia wanita yang terbaik yang pernah mengisi hari2 gue. Dan hati gue, selalu
ada buat dia. Walaupun itu letaknya di lubuk hati yang paling dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar